akhir akhir ini gue (lebih tepatnya kelompok gue) disuruh bikin jumputan sama Guru Kesenian. Ya itu itung buat nambah pengetahuan dan pengalaman juga kan? siapa tau ntar gue pas gede jadi pengusaha jumputan wkwk oh iya ini buat sekedar shering doang gue kasih cara cara bikin jumputan :
1. Siapkan alat dan bahannya
Alat dan bahan berupa kain putih (katun, sutra), sabun cuci atau detergen, bahan pengisi (batu kecil, kelereng, biji-bijian), balok kayu, bahan pengikat (tali rafia, karet, benang), jarum, gunting, pewarna (sintetis atau alam), botol, karet busa, kuas, sarung tangan, kompor, panci, dan setrika. Alat dan bahan tersebut mudah didapat, misalnya dapat dibeli ditoko, dapat dibuat sendiri atau memanfaatkan barang-barang bekas yang ada disekitar rumah.
2. Siapkan Kain
Pencucian kain (Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
Kain yang akan diwarna dicuci dengan air panas yang dicampur dengan sabun. Hal ini dilakukan untuk menghindari kain mengkerut. Setelah dicuci dengan air sabun, kain dibilas hingga bersih dan peraslah. Selagi masih lembab lakukan proses pengikatan.
3. Proses Pengikatan Kain
Proses pengikatan (http://yokimirantiyo.blogspot.com)
Buatlah pola desain sebelum proses pengikatan. Pada tahap permulaan, kita berlatih membuat pola dasar. Setelah itu kita dapat melanjutkan latihan dengan pola yang lebih variatif. Bisa juga dengan menjumput kain dan masukan batu lalu ikatlah. Buatlah beberapa jumputan.
Ada beberapa teknik untuk menghasilkan motif yang unik dan menarik yang bisa kita pilih, antaranya yaitu:
a. Ikat Mawar
Ikat Mawar (Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
Kita mulai membuat lingkaran dengan menjumput kain. Ikatan bagian dasar jumputan dengan tali karet. Garis tengah lingkaran yang akan terbentuk dua kali tinggi jumputan kain.
b. Ikatan Mawar Berbelit atau Ledakan Matahari
Ikatan Mawar Berbelit atau Ledakan Matahari (Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
Membuat pola ikatan mawar berbelit sama seperti membuat ikatan mawar. Kita mulai mengikat bagian dasarnya. Teruskan dengan membuat ikatan spiral menuju puncak jumputan. Bila ingin membuat pola yang lebih rumit lagi buatlah tali yang lebih banyak.
c. Ikatan Donat atau Mawar Ganda
Ikatan Donat atau Mawar Ganda (Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
Ikatan donat membentuk pola desain lingkaran berlapis. Ikatan donat dibuat dengan cara memegang dasar kain dengan tangan kiri.
d. Ikatan Garis
Ikatan Garis (Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
Kita memulai membuat garis dengan kapur atau pensil. Kain dilipat menurut garis dan diikat kuat-kuat. Untuk membuat beberapa garis, tariklah beberapa garis pedoman.
e. Ikatan Garis Ganda
Ikatan Garis Ganda (Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
Garis ganda digunakan untuk membuat pola desain kain yang ukurannya tidak beraturan. Untuk menciptakan garis yang tidak teratur mulailah dengan membuat lipatan. Tekuklah kemudian jumputlah untuk membuat ikatan.
f. Ikatan Pengerutan
Ikatan pengerutan (Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
Teknik pengerutan menghasilkan desain pola marmer. Pola marmer dibuat dengan cara mengerutkan kain secara tidak teratur. Ikat kain kuat-kuat agar kerutan tidak lepas. Bila ikatannya kuat, maka menghasilkan motif ceplok-ceplok putih.
g. Ikatan Penggumpalan
Ikatan Penggumpalan (Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
Teknik penggumpalan baik sekali digunakan untuk mewarnai kain yang sempit dengan pola bebas. Pola ini dapat dibuat dengan cepat dan mudah. Bentuklah kain menjadi gumpalan, lalu ikat dengan tali karet. Bila kainnya basah dan ikatannya kuat, maka warna yang terserap sedikit.
h. Mengikat Benda
Mengikat benda (Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
Pola ini dibuat dengan mengikat benda yang ukurannya seragam. Contohnya kelereng yang diikat dengan teknik ikatan mawar kecil. Bila ikatan-ikatan itu dipasang berjajar, maka pola yang dihasilkan berupa jajaran lingkaran yang seragam.
i. Ubar Setik
Ubar Setik (Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
Proses jumputan (http://soerya.surabaya.go.id)
Pola ini pembuatannya lebih rumit. Membuat ubar (warna) setik diperlukan benang dan jarum. Desain garis dibuat dengan cara menjahit jelujur membentuk garis. Desain pola donat dibentuk kupu-kupu, jantung, daun atau bentuk apapun sesuai dengan desain yang kita inginkan. Ujung benang pada setik ditarik kuat-kuat dan diikat sebelum diwarna.
Kain Jumputan dengan berbagai teknik dan motif Kain Jumputan ( http://etalasemuslimah.wordpress.com)
4. Proses Pewarnaan
Proses Pewarnaan (Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
Warna mempengaruhi hasil desain. Penggunaan warna lebih dari satu lebih rumit dalam pengerjaannya. Pewarnaan dimulai dari warna yang paling muda. Warna gelap digunakan pada tahap pewarnaan paling akhir. Untuk membuat berbagai warna digunakan tiga warna dasar merah, kuning dan biru. Campuran warna merah dan biru menghasilkan warna ungu. Merah dan kuning menghasilkan warna jingga atau orange. Kuning dan biru menghasilkan warna hijau. Untuk menghasilkan warna muda digunakan pewarna yang encer. Untuk warna tua digunakan pewarna yang pekat dan kental.
Pewarnaan bisa dilakukan seperti saat pewarnaan kain batik. Namun biasanya untuk menghasilkan warna yang bagus dan tahan lama, kain jumputan diwarna dengan cara direbus. Caranya: siapkan panci pewarnaan. Perhitungkan besar kecilnya panci agar dapat menampung seluruh kain yang akan diwarna. Panci harus cukup besar untuk menampung kain sehingga kain tidak tumpang tindih. Isilah panci dengan air panas, lalu masukkan pewarna yang warnanya gelap karena lebih mudah merata daripada yang terang. Pewarna yang warnanya terang dapat diencerkan untuk mendapatkan hasil yang rata. Letakkan panci di atas api agar tetap panas selama proses pewarnaan. Hasil pewarnaan akan awet. Gunakan bilah kayu untuk memutar-mutar kain dalam larutan sampai warnanya merata.
5. Proses Pencucian Kain
Proses pewarnaan dilakukan selama satu jam. Kain kemudian diangkat dan dibilas dengan air yang mengalir hingga bersih. Rendamlah kain yang sudah bersih tersebut dalam larutan cuka. Hal ini dilakukan untuk mencegah agar warna kain tidak luntur. Setelah dibilas bersih, ikatan pada kain dilepas satu persatu. Kain dibilas lagi dalam air mengalir hingga jernih. Setelah bersih, kain dibentangkan di jemuran agar kering. Kain yang sudah kering disetrika supaya kain halus dan pola yang dihasilkan terlihat.
Selamat bekerja :*
sumber: http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2013/09/kain-jumputan-proses-pembuatan.html